Rabu, 17 September 2014

Hati-Hatilah Menilai Orang Lain

Ketika kau menilai orang lain munafik, sebenarnya kau juga.
Ketika kau menilai orang lain sok suci, sebenarnya kau juga.
Ketika kau menilai orang lain sok pintar, sebenarnya kau juga.
Ketika kau menilai orang lain sok bersih, sebenarnya kau juga.

Kau harus sadar bahwa saat ini kau masih bisa tegak di hadapan manusia karena Allah masih menutupi semua aibmu. Hanya itu. Tidak lebih.

By Dendi Irfan

Kamis, 04 September 2014

Ujian Amal Baik



Banyak manusia yang sadar atas fitnah atau ujian, hanya dari bentuk perbuatan dosa. Akan tetapi, tidak banyak manusia yang menyadari bahwa fitnah atau ujian juga banyak berbentuk perbuatan baik.

Manusia lebih mampu hati-hati dari perbuatan dosa, namun manusia sering tidak hati-hati dari perbuatan baik. Hanya orang-orang yang hatinya bersihlah yang mampu melihat ujian dari setiap amal baik yang dilakukan.

#Renungan dari al-Muhasibi, Adab an-Nufus

Rabu, 03 September 2014

Perbuatan Buruk, Tinggalkan!



Lebih utama bagi seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruknya, sebelum ia mengejar untuk berbuat baik. Karena, sulit baginya untuk melakukan kebaikan selama kebiasaan buruknya masih menyertai.

#Renungan dari al-Muhasibi, Adab an-Nufus.

Selasa, 26 Agustus 2014

Akhlak yang baik

Akhlak yang baik adalah ruhnya keislaman seseorang. Jika akhlak baik telah hilang dari dirinya maka yang tersisa adalah sisi lahiriahnya saja. Karena itu, setiap ibadah yang dilakukannya tidak memiliki nilai di sisi Allah. Ibadah yang dilakukannya dinilai sebatas gerakan fisik saja.

Jadi, dalam diri setiap muslim harus selaras antara ibadah dan akhlak. Jika ia rajin beribadah, namun akhlaknya tidak baik maka ada yang salah dengan ibadahnya. Sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang baik, namun tidak beribadah, lalu kepada siapa dia menghamba?

#Renungan menjelang sore. Belajar dari khotib Jumat.

Jumat, 09 Mei 2014

Tak Perlu Mengkhawatirkan Rezeki

Jangan mengkhawatirkan rezekimu karena ia sudah ditetapkan oleh Yang Kuasa sejak kau diciptakan.
Rezeki akan selalu ada selama kau masih hidup di dunia ini.
Rezeki baru akan hilang saat kau sudah meninggalkan dunia ini.

Jadi, jangan kau cemaskan dengan pemecatan kerja, perniagaan yang gagal. Jangan kau beranggapan bahwa rezekimu tertutup. Ingatlah bahwa ia selalu menyertaimu selama kau hidup. Lekaslah segera kau bangkit. Jemput rezekimu di medan kehidupan yang lain; apakah pekerjaan baru, usaha baru, atau kesempatan-kesempatan baru.

Tetap tersenyumlah karena rezekimu sudah ada di sana, ia sedang menunggumu.

By: Dendi Irfan