Kamis, 30 April 2015

MALAPETAKA DAN FITNAH AKHIR ZAMAN





Salah satu sendi keimanan yang harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah beriman kepada hari akhir. Beriman dengan akan datangnya hari Kiamat. Hari ketika bumi dihancurleburkan. Begitu juga seorang mukmin, harus mengimani akan adanya fitnah di alam kubur, baik berupa kenikmatan maupun siksa di dalamnya. Seorang mukmin juga wajib mengimani akan tanda-tanda hari Kiamat, berbagai peristiwa menjelang hari Kiamat, kejadian di Padang Mahsyar, serta peniupan sangkakala.
Buku yang ditulis oleh Ibnu Katsir ini adalah buku yang sangat memadai bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang hari Kiamat; tentang tanda-tandanya, peristiwa yang menyertainya. Semua itu beliau tulis dengan dalil-dalil dari Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi saw. Membuka matahati kita untuk lebih menyiapkan diri untuk menghadapi hari yang dijanjikan oleh Allah swt. itu.
Buku ini ditulis dengan sangat runut, mulai dari peristiwa-peristiwa yang diisyaratkan Nabi akan terjadi pada diri sahabat setelah beliau wafat, jatuhnya Persia dan Bizantium. Dilanjutkan dengan penggambaran tentang berbagai kerusakan yang terjadi di masa datang; tentang bergonta-gantinya kebaikan dengan keburukan, Islam akan kembali asing, perpecahan di tubuh umat Islam, dan tentang ilmu yang diangkat dan matinya ulama. Dikupas juga tentang tanda-tanda hari Kiamat yang sudah terjadi maupun yang belum, tentang akan datangnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa al-Masih a.s., dan munculnya Dajjal.
Buku Malapetaka dan Fitnah Akhir Zaman ini, merupakan salah satu bagian dari kitab sejarah yang sangat tebal berjilid-jilid yang ditulis oleh Ibnu Katsir, yaitu kitab al-Bidayah wan-Nihayah. Buku yang mengungkap sejarah awal manusia hingga akhir zaman. Nah, buku yang diterbikan oleh Khatulistiwa ini adalah salah satu bagian dari kitab itu.
Untuk lebih jelasnya, berikut dapat kita lihat dari daftar isi buku ini.
....

Rabu, 29 April 2015

MUHAMMAD TELADANKU




MUHAMMAD TELADANKU

By Eka Wardana





Pengalaman Pribadi “Tukang Bedah Buku”

Saya memiliki tiga orang anak. Sedari kecil, sekitar usia dua tahunan, ketiganya sudah biasa kami bacai buku-buku. Terutama buku-buku cerita yang bergambar. Nah, salah satu buku yang sangat berkesan bagi saya dan istri, adalah buku Muhammad Teladanku ini. Buku ini menjawab keinginan kami untuk menghadirkan sosok Rasulullah saw. di rumah kami. Kami ingin, anak-anak, juga kami tentunya, dapat meneladani sosok agung Rasulullah saw. beserta para sahabatnya.
Buku ini menggunakan tutur bahasa kisah yang mudah menyentuh perasaan, baik kepada anak maupun kepada kita sebagai orang tua. Saya menyaksikan dengan sendiri bagaimana anak-anak saya pada suatu saat dalam kondisi menangis semua, dan di situ ada umminya yang sedang memegang buku Muhammad Teladanku. Ternyata, mereka menangis setelah dibacakan kisah bagaimana Nabi menjadi yatim pada usia kecil. Ditinggalkan ayah dan ibunya, hingga dirawat oleh kakek beliau. Anak-anak saya menangis, membayangkan kondisi bagaimana jika mereka juga yatim ditinggalkan oleh ummi dan abinya. Hal ini membuat mereka semakin bersyukur bahwa ummi dan abinya masih ada. Membuat mereka semakin sayang dengan kami sebagai orang tuanya.
Momen lain, ketika anak-anak dibacakan kisah menjelang wafatnya Nabi saw. Dibacakan kisah tentang Ukasyah yang sangat menyentuh perasaan. Anak-anak saya, termasuk saya dan istri, semuanya menitikkan air mata. Air mata haru. Membuat kami semakin rindu dengan sosok agung, Sang Nabi junjungan.
Sejujurnya Ayah-Bunda, buku ini memudahkan kita untuk mentransfer keteladanan Rasulullah saw. kepada anak-anak kita. Dan, kita harus ingat pesan-pesan Nabi dan sahabat beliau berikut ini.
......

Selasa, 28 April 2015

AMALAN HARIAN SETIAP MUSLIM


   
      Tahukah Anda, wahai sahabat iman bahwa hari-hari selama seminggu (Senin s.d. Ahad), memiliki keistimewaan sendiri-sendiri? Hadits-hadits Nabi saw. banyak yang menyebutkan demikian.
       Misalnya, keutamaan hari Jumat, keutamaan puasa Senin-Kamis, keutamaan puasa Rabu-Kamis-Jumat, keutamaan puasa Sabtu-Ahad, keutamaan berbekam pada hari Selasa tanggal tujuh belas di bulan apa saja, keutamaan puasa ayyamul baidh, serta puasa dahr.  Masih banyak lagi tentang keutamaan amal setiap harinya yang diungkapkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jaelani dalam buku ini.
Beliau juga mengungkap keutamaan shalat malam.
      Dalam Al-Qur`an, Allah swt. berfirman,
Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (adz-Dzâriyât: 17-18)
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap.” (as-Sajdah: 16)
     Nabi saw. bersabda,
"Bantulah dengan makan sahur agar kuat menjalankan puasa di siang hari dan dengan sedikit tidur siang (qailulah) agar bisa shalat malam. Sesungguhnya orang yang banyak tidur (pada malam hari) akan datang (pada hari qiamat) dalam keadaan pailit, dan seorang tidak tidur sepanjang malam kecuali telinganya dikencingi setan." (HR Ibnu Majah)
    Tentang sunnah shalat malam, Syekh Abdul Qadir menulis:
   “Dalam shalat malam disunnahkan untuk memperlama dalam dua rakaat, dua rakaat, namun boleh juga empat rakaat, empat rakaat. Adapun dalam shalat siang, rukuk dan sujudnya yang diperlama. Shalat malam bagi Nabi saw. merupakan amalan sunnah, fadhilah, qurbah, dan karamah, sementara bagi umatnya ia merupakan penyempurna dan penggenap shalat-shalat fardhu.”
    Jadi, untuk kita umat Nabi Muhammad saw., sempurnakanlah ibadah-ibadah fardhu kita. Kejarlah shalat lima waktu berjamaah di masjid bagi laki-laki dan tepat waktu. Jangan sampai kita mengejar yang sunnah dengan mengabaikan yang wajib.
   Selain itu, Syekh Abdul Qadir juga menulis bahwa kita harus berusaha untuk bangun malam. Ada usaha kita untuk bangun. Jangan berpasrah diri dengan tidur saja, tapi harus ada niat dan usaha untuk bangun malam, misalnya memasang alarm untuk bangun malam. Sebagaimana yang dapat kita lihat pada riwayat berikut ini.
......

Senin, 27 April 2015

Kunci Menghilangkan Sifat Tinggi Hati



Aku katakan kepadamu, kamu harus menyingkirkan sifat tinggi hati dari dirimu. Kamu harus membunuh sifat tinggi hati itu dengan melepaskan ketergantunganmu pada manusia.
Dengan demikian, kamu akan kembali kepada Allah. Ketika kamu sudah kembali kepada Allah maka hatimu akan tenang dan damai.
Ketika hatiku tenang dan damai maka ketaatanmu akan meningkat dan kamu akan sampai pada intisari ibadah kepada-Nya.
Ketika kamu sudah sampai pada intisari ibadah, maka kamu akan sampai pada derajat kehambaan yang sesungguhnya.
Ketika kamu sampai pada derajat kehambaan, maka kamu akan merasakan kemuliaan ibadah.
Kemuliaan ibadah adalah ketika hati telah merasakan kerendahan di hadapan Allah. Allah kemudian memuliakanmu dengan ketaatan kepada-Nya. Allah memuliakan kamu dengan ibadah kepada-Nya.
Allah berfirman,
“Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.” (al-Munâfiqûn: 8)

Allah berfirman dalam bentuk kecaman terhadap sifat tinggi hati,
“Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang.” (al-Mu’min: 35)

Dikutip dari buku: MERAWAT HATI; Menumbuhkan Sikap Ihsan dalam Hidup
Karya: Imam al-Harits al-Muhasibi
Ukuran buku: 14 x 21 cm2
Soft cover. 
Tebal : 203 halaman.
Harga: Rp39.000,-
Diskon 20%, jadi Rp31.200,-

Jika minat:
WA: +6281310459066
Twitter: @dendiirfan
FB: facebook.com/dendi.irfan



Pesan-Pesan Nabi saw. dalam Pendidikan Keimanan



Pendidikan keimanan merupakan hal pokok dan mendasar dalam pendidikan anak, baik moral maupun mental.  Tanpa pendidikan iman yang benar, seorang anak tidak akan memiliki rasa tanggung jawab, tidak memiliki sifat amanah, tidak mengetahui tujuan, tidak terwujud nilai kemanusiaan yang luhur, dan tidak bertindak dengan cara yang terpuji dan mulia. Sangat jelas bahwa ada hubungan yang kuat antara iman dan akhlak.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Tarbiyatul Aulad mengungkapkan beberapa pesan Rasulullah saw. terkait pendidikan keimanan pada anak.
1.Membuka pendengaran anak dengan kalimat lâ ilâha illallâh (tiada Tuhan selain Allah).
Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
“Bukalah pendengaran anak kalian pertama kali dengan kalimat tiada Tuhan selain Allah (lâ ilâha illallâh).” (HR al-Hakim)
Itulah sebabnya, mengapa Islam menganjurkan untuk melantunkan azan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri, pada bayi yang baru lahir. Hikmahnya agar kalimat tauhid dan identitas bagi orang yang masuk Islam, menjadi sesuatu yang pertama kali didengar oleh bayi, yang pertama kali diucapkan, dan kata-kata yang ia terikat dengannya.

2.Mengenalkan hukum halal dan haram sejak kecil.
Ibnu Abbas r.a. berkata, “Bekerjalah dengat taat kepada Allah dan takutlah kepada maksiat. Ajarkan anak-anakmu untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Karena, semua itu akan mencegah kalian dari api neraka.”
Pengenalan halal-haram ini bertujuan agar anak terbiasa dengan perintah Allah, terbiasa menjauhi larangan Allah. Jika sejak kecil hingga usia balig anak sudah terbiasa dan memahami hukum halal-haram dengan baik, maka setelah itu dalam hidupnya ia hanya akan mengenal hukum dan undang-undang Islam. Dalam menilai baik atau tidaknya sesuatu, ia hanya akan memakai hukum-hukum Islam.

3.Memerintahkan untuk beribadah pada usia tujuh tahun.
Dari Abdullah bin Amr ibnul-Ash bahwa Nabi saw. bersabda,
“Perintahkan anak-anakmu untuk shalat pada usia tujuh tahun. Pukul mereka jika tidak melaksanakannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkan ranjang-ranjang mereka.” (HR al-Hakim dan Abu Dawud)
Sebelum usia tujuh tahun, anak-anak diberi contoh dan keteladanan dalam shalat, namun ketika sudah menginjak usia tujuh tahun, ia sudah harus diperintahkan; dikawal terus untuk melaksanakan shalat. Menginjak usia sepuluh tahun, anak boleh dipukul jika malas atau menolak perintah shalat. Pukulan adalah cara terakhir, jika cara-cara lain tidak membuahkan hasil. Tidak boleh memukul dalam keadaan marah dan tidak memukul kepala, wajah, dada, serta perut.
Selain shalat, anak juga dilatih untuk berpuasa. Bisa selama beberapa hari yang ia mampu; sangat bagus jika ia mampu full selama sebulan Ramadhan. Latih anak untuk jujur; biarkan ia berbuka di tengah hari jika memang belum kuat, dan dilanjutkan hingga magrib setelah itu. Jangan sampai anak berbohong, mengatakan berpuasa, padahal di tengah hari ia berbuka secara sembunyi-sembunyi. Selain puasa, anak juga boleh dilatih beribadah haji atau umrah, jika orang tuanya mampu membiayai.
Perintah beribadah sejak umur tujuh tahun ini mempunyai rahasia agar anak dapat mempelajari hukum-hukum ibadah sejak kecil, terbiasa untuk melaksanakan dan menunaikannya sejak dini.

4.Mengajarkan untuk mencintai Rasulullah saw., keluarga beliau, dan membaca Al-Qur’an.
Dari Ali r.a. bahwa Nabi saw. bersabda,
"Didik anak-anakmu pada tiga hal: mencintai Nabi kalian, mencintai ahli bait (keluarga)nya, dan membaca Al-Qur'an, karena orang yang memelihara (memahami) Al-Qur'an, akan berada di bawah naungan singgasana Allah di hari yang tidak ada naungan setelah naungan-Nya, bersama para nabi-Nya, dan orang-orang suci-Nya. " (HR ath-Thabrani)
Bacakanlah kisah-kisah Nabi Muhammad saw., tentang keluarga beliau, kisah para sahabat, kisah-kisah bersejarah dalam Islam, kisah tokoh-tokoh umat Islam, juga kisah pertempuran dalam Islam.
Sa’ad bin Abi Waqash r.a. berkata, “Kami ajarkan kepada anak-anak kami kisah-kisah pertempuran Rasulullah saw., seperti halnya kami mengajarkan satu surah Al-Qur’an.”
Sahabat yang mulia itu sudah menjelaskan akan pentingnya pendidikan sirah bagi anak-anak. Bahkan menyandingkannya dengan pendidikan Al-Qur’an.

Sumber: Tarbiyatul Aulad; Pendidikan Anak dalam Islam
Penulis: Dr. Abdullah Nashih Ulwan
Penerbit: Khatulistiwa Press.

Buku BEST SELLER

Harga: Rp179.000,-
Beli di sini: diskon 20%: Rp143.200,-

Yang berminat dengan buku ini, silakan hubungi:
via wa: 081310459066 
Mention di @dendiirfan via twitter.
Inbox di facebook.com/dendi.irfan. 





Tarbiyatul Aulad; Abdullah Nashih Ulawan; ukuran: 19 x 26 cm2. Hardcover. Kertas HVS. Tebal 638 halaman.